reaksi substitusi kedua pada senyawa aromatik serta pengarah orto, meta, dan para

Reaksi substitusi kedua pada cincin aromatik 


Senyawa aromatik distabilkan oleh “stabilitas aromatik”. mengingat adanya stabilitas tambahan seperti ini, reaksi SN2 yang terjadi pada rantai alkana tidak dapat terjadi pada senyawa aromatik. Juga, ikatan rangkap yang terdapat pada senyawa aromatik tidak dapat teradisi seperti pada alkena.

Hubungan antara struktur substrat dan kereaktifannya dalam substitusi elektrofilik senyawa aromatik.
 Hasil monosubstitusi benzena pada reaksi substitusi elektrofilik, maka substituen yang telah ada tersebut akan berpengaruh pada laju reaksi dan arah serangan. Berlangsungnya proses substitusi tersebut dapat lebih cepat atau lebih lambat daripada benzena. Sedangkan gugus baru mungkin diarahkan pada posisi orto, meta, atau para. 
Gugus-gugus yang meningkatkan laju reaksi dinamakan gugus pengaktif sedangkan gugus yang memperlambat laju reaksi disebut gugus pendeaktif. Gugus-gugus yang termasuk kelompok pengarah orto-para sebagian bersifat pengaktif dan sebagian lainnya bersifat pendeaktif, sedangkan gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif. Jika suatu gugus dikatakan sebagai pengaruh orto-para tidak mutlak diartikan bahwa gugus yang baru seluruhnya diarahkan keposisi orto dan para. 
Halogen termasuk kelompok gugus pengarah orto-para, tetapi gugus ini mendeaktifkan inti. Kekhususan pada halogen ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa efek induksinya mempengaruhi kereaktifan dan efek resonansinya menentukan orientasi. Pada senyawa klorobenzena, karena atom klor sangat elektronegatif maka diperkirakan terjadi penarikan elektron pada inti benzena dan karena itu mendeaktifkan inti benzena dalam reaksi subtitusi elektrofilik.   

Ada 3 buah posisi pada benzene :




berikut contoh substitusi kedua pada Bromobenzena:








































 

Berikut mekanisme substitusi kedua pada bromobenzena:
1. pembentukan elektrofil
 
2. penyerangan elektrofil pada posisi orto 


 

3. penyerangan pada posisi meta
 
4. penyerangan pada posisi para
 

 Dari uraian diatas timbul permasalahan yaitu bagaimana kita dapat mengetahui substitusi kedua yang akan dilakukan lebih stabil pada posisi orto, meta, atau para dalam cincin senyawa tersebut?

Komentar

  1. Dalam substitusi orto dan para, oksigen dari gugus OH membantu membagikan muatan posistif, sehingga menstabilkan intermediet dengan jalan delokalisasi muatan. Apabilan substitusi masuk pada tempat meta, oksigen tidak dapat membantu membagi muatan. Intermediat meta dan bentuk transisinya mengandung energi lebih besar daripada transisi substitusi orto-para. Oleh karena itu energi aktivasinya lebih tinggi, maka kemungkinan lebih sedikit untuk terjadi reaksi pada tempat meta.

    Dalam reaksi substitusi nitrobenzena, gugus nitronya tidak menambah kestabilan pada intermediatnya. Malahan intermediat substitusi orto, atau para dan keadaan transisinya kurang stabil (karena energi yang tinggi), karena sebuah struktur resonansi mengandung muatan positif pada atom berdekatan. Oleh karena itu, substitusi terjadi lebih baik pada tempat meta, sebab keadaan transisi dan intermediatnya pada tempat yang berdekatan tidak mengandung muatan positif. Pada jalan ini, terdapat muatan positif yang lebih sedikit dan intermediatnya mempunyai energi lebih sedikit daripada tempat-tempat lain.

    Dari kedua pernyataan di atas, saya berasummsi bahwa: kestabilan substituen kedua dipengaruhi oleh adanya muatan positif yang mungkin mengganggu delokalisasi muatan (menurunkan stabilitas).

    BalasHapus
  2. terima kasih atas materinya, menurut saya dapat mengetahui lebih ke arah orto-para ataupun meta dari substituennya, jika susbtituen berupa gugus aktivasi maka akan menghasilkan produk posisi orto-para sedangkan jika substituen deaktivasi maka produknya pada posisi meta

    BalasHapus
  3. materi yang sangat menarik, enurut saya dapat mengetahui lebih ke arah orto-para ataupun meta dari substituennya, jika susbtituen berupa gugus aktivasi maka akan menghasilkan produk posisi orto-para sedangkan jika substituen deaktivasi maka produknya pada posisi meta

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas penjelasannya menurut saya jika substituen kedua berupa gugus aktivasi maka produk yg dihasilkan berupa orto para,jika deaktivasi maka menghasilkan produk yg berposisi meta
    Demikian

    BalasHapus
  5. Posisi dari substitusi kedua dalam cincin benzena dapat ditentukan dari struktur substitusi pertama . Misalnya, suatu gugus metil dalam cincin mengarahkan substitusi yang akan datang terutama ke tempat orto dan para. Sedangkan suatu gugus nitro dalam cincin benzena mengarahkan substitusi kedua yang akan datang terutama ke tempat meta. Hal ini dapat dilihat dari gugus yang berperan jika gugus aktivasi maka posisi orto dan para tetapi jika deaktivasi maka posisi nya meta.

    BalasHapus
  6. terimakasih untuk materinya..
    saya akan mencoba menjawab..
    menurut saya kestabilan pada posisi orto-para dan meta dapat ditentukan dengan melihat substituen pertama dan menentukan sifat dari substituen tersebut.. jika berupa gugus aktivasi maka merupakan pengarah orto-para, sedanvkan jika deaktivasi merupakan pengarah meta..

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas materinya
    Menurut saya tergantung dri substituennya, jika subtituennya gugus aktivasi maka akan mengarah pada posisi orto-para dan jika sibstituennya gugus deaktivasi maka akan mengarah pada posisi mefa

    BalasHapus
  8. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nya. Menurut saya posisi stabil pada substitusi kedua dapat dilihat dari substituen pertama. Apakah gugus ny termasuk gugus aktivasi atau deaktivasi yg menyebabkan gugus tersebut akan membentuk posisi orto meta maupun para..

    BalasHapus
  9. menurut saya untuk melihat kestabilannya dilihat dari kekuatan substituennya, dimana suatu sustituen akan memiliki kemampuan lebih kuat pada posisi tertentu, contohnya substituen NH2 memiliki kekuatan yang lebih besar pada posisi orto dan para, maka senyawa dengan substituen NH2 akan stabil pada posisi orto dan para. sama seperti substituen Br lebih stabil pada posisi orto dan para, namun untuk kepastian angkanya mana yang lebih besar, maka bisa dilihat pada tingkat energinya

    BalasHapus
  10. saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudaari shinta, menurut saya kita dapat melihat dari subtituennya. apabila subtituennya merupakan gugus aktivasi maka akan menghasilkan produk pada posisi orto-para, sedangkan jika subtituennya merupakan gugus deaktivasi makan akan menghasilkan produk pada posisi meta.

    BalasHapus
  11. aya mencoba menjawab,kita dapat mengetahuinya dengan cara melihat dari substituen pertamanya, apakah mengarah kepada orto, para ataupun meta.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer