hubungan persamaan hammet dengan reaksi subtitusi pada senyawa aromatik
Hubungan antara struktur substrat dan kereaktifannya dalam substitusi elektrofilik senyawa aromatik.
Hasil monosubstitusi benzena pada reaksi substitusi
elektrofilik, maka substituen yang telah ada tersebut akan berpengaruh
pada laju reaksi dan arah serangan. Berlangsungnya proses substitusi
tersebut dapat lebih cepat atau lebih lambat daripada benzena. Sedangkan
gugus baru mungkin diarahkan pada posisi orto, meta, atau para.
Gugus-gugus yang meningkatkan laju reaksi dinamakan gugus pengaktif
sedangkan gugus yang memperlambat laju reaksi disebut gugus pendeaktif.
Gugus-gugus yang termasuk kelompok pengarah orto-para sebagian bersifat
pengaktif dan sebagian lainnya bersifat pendeaktif, sedangkan
gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif.
Jika suatu gugus dikatakan sebagai pengaruh orto-para tidak mutlak
diartikan bahwa gugus yang baru seluruhnya diarahkan keposisi orto dan
para.
Halogen termasuk kelompok gugus pengarah orto-para, tetapi gugus ini
mendeaktifkan inti. Kekhususan pada halogen ini dapat dijelaskan dengan
asumsi bahwa efek induksinya mempengaruhi kereaktifan dan efek
resonansinya menentukan orientasi. Pada senyawa klorobenzena, karena
atom klor sangat elektronegatif maka diperkirakan terjadi penarikan
elektron pada inti benzena dan karena itu mendeaktifkan inti benzena
dalam reaksi subtitusi elektrofilik.
Ada 3 buah posisi pada benzene :
berikut contoh substitusi kedua pada Bromobenzena:
Berikut mekanisme substitusi kedua pada bromobenzena:
1. pembentukan elektrofil
2. penyerangan elektrofil pada posisi orto
3. penyerangan pada posisi meta
4. penyerangan pada posisi para
persamaan Hammet
Suatu reaksi polar terjadi karena interaksi antara sebuah nukleofil
dengan sebuah elektrofil. Kekuatan interaksi dan affinitas reaksi
tersebut umumnya dikuasai oleh kekuatan nukleofil dan elektrofil
pereaksi. Gugus substituen yang tidak mengalami reaksi namum berlokasi
di dekat pusat reaksi mengganggu kekuatan tersebut melalui penarikan
elektron atau penyumbangan elektron. Substituen pemberi elektron
meningkatkan kekuatan nukleofil (kebasaan) dan menurunkan kekuatan
elektrofil (keasaman); hal yang sebaliknya terjadi pada substituen
penarik elektron yang akan meningkatkan kekuatan elektrofil dan
menurunkan kekuatan nukleofil pereaksi.
Pada tahun 1937 Hammett mengusulkan suatu hubungan kuantitatif untuk
menghitung pengaruh substituen terhadap reaktivitas molekul, hubungan
ini disebut persamaan Hammett.

dengan k = tetapan hidrolisis ester tersubstitusi meta atau para,
ko = tetapan hidrolisis yang bekaitan dengan senyawa tak tersubstitusi,
σ = tetapan substituen,
ρ = tetapan reaksi.
Persamaan ini menggambarkan pengaruh substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi reaksi turunan benzena. Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karena pelintiran rantai karbon dapat menimbulkan aksi sterik. Suatu alur log k/ko lawan σ adalah linier, dan kemiringannya adalah ρ. Tetapan substituen σ ditetapkan dengan Persamaan 3.2.

dengan Ko menyatakan tetapan ionisasi asam benzoat, dan K adalah tetapan ionisasi
turunan asam benzoat
dengan k = tetapan hidrolisis ester tersubstitusi meta atau para,
ko = tetapan hidrolisis yang bekaitan dengan senyawa tak tersubstitusi,
σ = tetapan substituen,
ρ = tetapan reaksi.
Persamaan ini menggambarkan pengaruh substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi reaksi turunan benzena. Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karena pelintiran rantai karbon dapat menimbulkan aksi sterik. Suatu alur log k/ko lawan σ adalah linier, dan kemiringannya adalah ρ. Tetapan substituen σ ditetapkan dengan Persamaan 3.2.
dengan Ko menyatakan tetapan ionisasi asam benzoat, dan K adalah tetapan ionisasi
turunan asam benzoat
Namun
dalam persamaan Hammett, posisi para dan meta lebih disukai dibandingkan posisi
orto. Hal ini disebabkan karena adanya halangan sterik pada molekul tersebut yaitu
pada saat subtituen pertama pada cincin benzena berupa gugus deaktivasi,
seperti yang telah dijelaskan diatas dan juga kestabilan dari cincin benzena
tersebut dengan adanya gugus subtituen yang mendeaktivasi cincin tersebut. Berikut
penjelasan mengenai efek sterik.
EFEK RUANG (EFEK
STERIK)
Pada reaksi toluena
dengan suatu karbokation (pereaksi bermuatan positif pada atom karbonnya)
seharusnya diperoleh dua hasil reaksi.
Perbedaan hasil reaksi
pada dua reaksi di atas disebabkan karena keadaan ruang karbokationnya berbeda.
Karbokation tersier butil sangat ruah (menempati ruang yang luas), keadaan
ruang ini menyebabkan karbokation ini sukar masuk ke posisi 2 (orto). Efek yang
disebabkan keadaan ruang (keruahan) ini disebut efek ruang/efek sterik. Jadi,
efek ruang/sterik dapat dikatakan efek yang disebabkan oleh perbedaan dalam
ikatan atom-atom atau gugus dalam ruangnya. Efek ruang/sterik juga dapat
mempengaruhi kebasaan suatu senyawa amonia.
Dari harga pKb dapat
diketahui bahwa trimetil amina merupakan basa lebih lemah daripada dimetil
amina. Bila dilihat jumlah gugus metil (-CH3) yang mendorong elektron (+I),
seharusnya trimetil amina merupakan basa lebih kuat daripada dimetil amina.
Tetapi keadaan ruang trimetil amina yang lebih ruah menyulitkan trimetil amina
untuk berinteraksi dengan spesi yang dapat menerima pasangan elektron bebasnya.
Dengan adanya efek ruang/sterik ini menyebabkan kebasaan trimetil tidak lebih kuat
daripada dimetil amina. Efek ruang/sterik ada juga yang membantu menstabilkan
suatu zat antara (karbokation).
Dari uraian diatas timbul permasalahan yaitu bagaimana kita dapat mengetahui substitusi kedua yang akan dilakukan lebih stabil pada posisi orto, meta, atau para dalam cincin senyawa tersebut? dan bagaimana hubungan antara persamaan Hammett dan reaksi substitusi pada senyawa aromatik?
Terima kasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya tergantung dari subtituennya, dimana jika subtituenny gugus aktivasi (pengarah orto-para) akan memasuki posisi orto atau para dan jika subtituennya gugus deaktivasi (pengarah meta) akan memasuki posisi meta