Keelektronegatifan
ELEKTRONEGATIFITAS
Elektronegativitas adalah suatu konsep yang dimunculkan oleh kimiawan sebagai hasil pengembangan dari fenomena moment dipole permanen yang ditimbulkan oleh molekul-molekul asimetris. Elektronegativitas didefinisikan sebagai tenaga laten dari suatu atom dalam suatu molekul untuk menarik elektron. Konsep ini tergantung pada teori struktur kimia organik modern untuk menginterpretasi beberapa sifat seperti: kekuatan keasaman dan kebasaan, panjang ikatan kimia, karakter ionik, volatilitas, kelarutan, potensial redoks, kekuatan ikatan hidrogen, dan lain-lain.
Masing-masing unsure memiliki nilai keelektronegatifan yang berbeda-beda. Nilai keelektronegatifan ini nantinya akan mempengaruhi reaksi-reaksi yang terjadi pada suatu senyawa, seperti terjadinya ikatan hydrogen, gaya Van Der Waals, polarizabilitas, dan yang lainnya. Elektronegatifitas digunakan untuk menjelaskan kepolaran ikatan, kekuatan hydrogen, dan fenomena reaksi.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hydrogen dapat terjadi jika atom hydrogen berikatan dengan atom lain yang memiliki keelektronegatifan yang tinggi. Ikatan Hidrogen dapat terjadi bila:
atom hidrogen yang sedikit bersifat asam berikatan dengan atom fluor, oksigen atau nitrogen ditarik oleh pasangan elektron bebas atom lainnya.
pasangan elektron bebas yang tak berikatan dimungkinkan untuk disumbangkan pada atom hidrogen yang bermuatan positif.
Ikatan hidrogen cenderung menaikkan titik didih cairan serta panas sesuai dengan bertambahnya tarik menarik intermolekuler dan rotasi molekuler. Dengan demikian adanya ikatan hidrogen juga memperbesar entropi penguapan. Adanya ikatan hidrogen menyebabkan air dapat menjadi pelarut yang cukup baik untuk senyawa organik. Senyawa organik dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Sedangkan senyawa anorganik (asetilena) tidak larut dalam air karena ikatan hidrogen yang ada dalam air itu sendiri lebih kuat dari pada yang terbentuk antara atom hidrogen pada asetilena dengan atom oksigen pada air. Cairan yang mempunyai ikatan hidrogen terdiri atas lapisan-lapisan. Ikatan intermolekul yang ada dalam cairan yang berada dalam lapisan yang berbeda. Hal ini berakibat menaikkan pula kekentalan cairan. Hasil yang maksimal dari terbentuknya ikatan hidrogen berupa struktur rantai (HCN – linier, methanol, asam formiat dan HF – zig – zag). Asam – oksalat dan KH2O4 dapat membentuk jaringan tiga dimensi berupa lempengan.
Gaya Van Der Waals
Gaya Van Der Waals digunakan untuk menjelaskan titik didih dan kelarutan suatu senyawa. Gaya ini terjadi pada molekul non-polar. Dasar dari gaya ini adalah terbentuknya dipol sesaat yang kemudian menginduksi molekul disekitarnya sehingga terbentuk dipol terinduksi dan selanjutnya terjadi interaksi antar dipol tersebut. Gaya tarik menarik yang lemah diantara dua buah ujung dipol (instantaneaus) disebut gaya van der Waals. Kekuatan gaya ini berbanding lurus dengan jumlah elektron. Makin banyak jumlah elektron, semakin besar gaya van der Waals dan sebaliknya.
Polarizabilitas
Polarizabilitas merupakan ukuran kepolaran suatu senyawa, dimana kepolaran suatu senyawa ini ditentuksn oleh momen dipole dari senyawa tersebut menggunakan prinsip “like dissolve like”. Pada prinsip ini suatu senyawa polar akan berikatan/bereaksi dengan senyawa yang bersifat polar dan sebaliknya. Kepolaran suatu senyawa juga dapat dipengaruhi oleh adanya gugus pergi yang menyebabkan kepolaran senyawa tersebut meningkat atau menurun.
Gugus Fungsi
gugus fungsi menentukan kedudukan kereaktifan suatu senyawa dalam molekul. Gugus fungsi ini biasanya ditandai dengan adanya ikatan rangkap atau atom yang bersifat elektronegatif. Gugus fungsi yang terikat dalam suatu molekul akan menyebabkan molekul tersebut memiliki kereaktifan yang berbeda, bergantung pada gugus fungsi yang terikat pada molekul tersebut.
Efek Induksi
Efek induksi yaitu kemampuan suatu senyawa untuk mendorong atau menarik electron dibandingkan dengan atom H. efek induksi ini akan mempengaruhi kestabilan sutau senyawa. Efek induksi juga dapat menentukan tingkat keasaman suatu senyawa, yaitu dipengaruhi oleh gugus fungsi yang terikat pada struktur senyawa tersebut.
Resonansi
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi electron pada cincin benzene. Efek induksi yang terjadi dapat menyababkan terjadinya resonansi dalam senyawa tersebut untuk menstabilkan strukturnya. Resonansi juga dapat dirtikan sebagai pergeseran pasangan elektron π terkonyugasi dengan pasangan elektron π yang lain, pasangan elektron bebas, atau orbital kosong .
Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi yaitu suatu keadaan dimana atom H yang terikat pada suatu senyawa seolah-olah lepas karena adanya pemutusan ikatan namun sebenarnya atom H tersebut masih berada diluar struktur senyawa tersebut, tanpa terikat pada struktur senyawa. Dengan adanya hiperkonjugasi, suatu senyawa akan bersifat lebih asam dari sebelumnya karena adanya pelepasan electron dan terbentuknya pasangan electron bebas.
Tautomeri
Tautomeri yaitu peristiwa perpindahan atom H ke atom O, S, atau N karena adanya perpindahan electron pada atom C dalam suatu molekul.
Regangan Ruang
Regangan ruang merupakan proses terjadinya transformasi struktur yang disebabkan oleh perubahan panjang atau pergeseran sudut ikatan dalam suatu molekul.
Regangan ruang ini dapat terjadi melalui reaksi kondensasi aldol dan kondensasi claisen, dimana struktur sutau senyawa dapat mengalami siklisasi untuk membentuk struktur yang stabil.
Referensi
Dr. Firdaus, M.S . Modul Pembelajaran FMIPA Unhas No. 41/H4-LK.26/SP3- UH/2009 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN.
http://Ratnaningsih.staf.upi.edu/files/2011/08/LEC-1-Overview-Organic-Physic.ppt
Elektronegativitas adalah suatu konsep yang dimunculkan oleh kimiawan sebagai hasil pengembangan dari fenomena moment dipole permanen yang ditimbulkan oleh molekul-molekul asimetris. Elektronegativitas didefinisikan sebagai tenaga laten dari suatu atom dalam suatu molekul untuk menarik elektron. Konsep ini tergantung pada teori struktur kimia organik modern untuk menginterpretasi beberapa sifat seperti: kekuatan keasaman dan kebasaan, panjang ikatan kimia, karakter ionik, volatilitas, kelarutan, potensial redoks, kekuatan ikatan hidrogen, dan lain-lain.
Masing-masing unsure memiliki nilai keelektronegatifan yang berbeda-beda. Nilai keelektronegatifan ini nantinya akan mempengaruhi reaksi-reaksi yang terjadi pada suatu senyawa, seperti terjadinya ikatan hydrogen, gaya Van Der Waals, polarizabilitas, dan yang lainnya. Elektronegatifitas digunakan untuk menjelaskan kepolaran ikatan, kekuatan hydrogen, dan fenomena reaksi.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hydrogen dapat terjadi jika atom hydrogen berikatan dengan atom lain yang memiliki keelektronegatifan yang tinggi. Ikatan Hidrogen dapat terjadi bila:
atom hidrogen yang sedikit bersifat asam berikatan dengan atom fluor, oksigen atau nitrogen ditarik oleh pasangan elektron bebas atom lainnya.
pasangan elektron bebas yang tak berikatan dimungkinkan untuk disumbangkan pada atom hidrogen yang bermuatan positif.
Ikatan hidrogen cenderung menaikkan titik didih cairan serta panas sesuai dengan bertambahnya tarik menarik intermolekuler dan rotasi molekuler. Dengan demikian adanya ikatan hidrogen juga memperbesar entropi penguapan. Adanya ikatan hidrogen menyebabkan air dapat menjadi pelarut yang cukup baik untuk senyawa organik. Senyawa organik dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Sedangkan senyawa anorganik (asetilena) tidak larut dalam air karena ikatan hidrogen yang ada dalam air itu sendiri lebih kuat dari pada yang terbentuk antara atom hidrogen pada asetilena dengan atom oksigen pada air. Cairan yang mempunyai ikatan hidrogen terdiri atas lapisan-lapisan. Ikatan intermolekul yang ada dalam cairan yang berada dalam lapisan yang berbeda. Hal ini berakibat menaikkan pula kekentalan cairan. Hasil yang maksimal dari terbentuknya ikatan hidrogen berupa struktur rantai (HCN – linier, methanol, asam formiat dan HF – zig – zag). Asam – oksalat dan KH2O4 dapat membentuk jaringan tiga dimensi berupa lempengan.
Gaya Van Der Waals
Gaya Van Der Waals digunakan untuk menjelaskan titik didih dan kelarutan suatu senyawa. Gaya ini terjadi pada molekul non-polar. Dasar dari gaya ini adalah terbentuknya dipol sesaat yang kemudian menginduksi molekul disekitarnya sehingga terbentuk dipol terinduksi dan selanjutnya terjadi interaksi antar dipol tersebut. Gaya tarik menarik yang lemah diantara dua buah ujung dipol (instantaneaus) disebut gaya van der Waals. Kekuatan gaya ini berbanding lurus dengan jumlah elektron. Makin banyak jumlah elektron, semakin besar gaya van der Waals dan sebaliknya.
Polarizabilitas
Polarizabilitas merupakan ukuran kepolaran suatu senyawa, dimana kepolaran suatu senyawa ini ditentuksn oleh momen dipole dari senyawa tersebut menggunakan prinsip “like dissolve like”. Pada prinsip ini suatu senyawa polar akan berikatan/bereaksi dengan senyawa yang bersifat polar dan sebaliknya. Kepolaran suatu senyawa juga dapat dipengaruhi oleh adanya gugus pergi yang menyebabkan kepolaran senyawa tersebut meningkat atau menurun.
Gugus Fungsi
gugus fungsi menentukan kedudukan kereaktifan suatu senyawa dalam molekul. Gugus fungsi ini biasanya ditandai dengan adanya ikatan rangkap atau atom yang bersifat elektronegatif. Gugus fungsi yang terikat dalam suatu molekul akan menyebabkan molekul tersebut memiliki kereaktifan yang berbeda, bergantung pada gugus fungsi yang terikat pada molekul tersebut.
Efek Induksi
Efek induksi yaitu kemampuan suatu senyawa untuk mendorong atau menarik electron dibandingkan dengan atom H. efek induksi ini akan mempengaruhi kestabilan sutau senyawa. Efek induksi juga dapat menentukan tingkat keasaman suatu senyawa, yaitu dipengaruhi oleh gugus fungsi yang terikat pada struktur senyawa tersebut.
Resonansi
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi electron pada cincin benzene. Efek induksi yang terjadi dapat menyababkan terjadinya resonansi dalam senyawa tersebut untuk menstabilkan strukturnya. Resonansi juga dapat dirtikan sebagai pergeseran pasangan elektron π terkonyugasi dengan pasangan elektron π yang lain, pasangan elektron bebas, atau orbital kosong .
Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi yaitu suatu keadaan dimana atom H yang terikat pada suatu senyawa seolah-olah lepas karena adanya pemutusan ikatan namun sebenarnya atom H tersebut masih berada diluar struktur senyawa tersebut, tanpa terikat pada struktur senyawa. Dengan adanya hiperkonjugasi, suatu senyawa akan bersifat lebih asam dari sebelumnya karena adanya pelepasan electron dan terbentuknya pasangan electron bebas.
Tautomeri
Tautomeri yaitu peristiwa perpindahan atom H ke atom O, S, atau N karena adanya perpindahan electron pada atom C dalam suatu molekul.
Regangan Ruang
Regangan ruang merupakan proses terjadinya transformasi struktur yang disebabkan oleh perubahan panjang atau pergeseran sudut ikatan dalam suatu molekul.
Regangan ruang ini dapat terjadi melalui reaksi kondensasi aldol dan kondensasi claisen, dimana struktur sutau senyawa dapat mengalami siklisasi untuk membentuk struktur yang stabil.
Referensi
Dr. Firdaus, M.S . Modul Pembelajaran FMIPA Unhas No. 41/H4-LK.26/SP3- UH/2009 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN.
http://Ratnaningsih.staf.upi.edu/files/2011/08/LEC-1-Overview-Organic-Physic.ppt
Mohon koreksinya ya..
BalasHapusTerima kasih atas pemaparannya,saya mau tanya besarnya harga regangan pada siklopropana disebabkan oleh apa ya?
BalasHapus