reagen dan strategi dalam mensintesis senyawa bahan alam terhalogenasi
sintesis kurkumin

Senyawa kurkumin merupakan senyawa karbonil ҟtidak jenuh, dapat dihasilkan dari reaksi dehidrasi senyawa ҟhidroksikarbonil Sehingga pada langkah analisis melalui interkonversi gugus fungsional (IGF), dan dikuti diskoneksi 1,3-diO.
Dari tahap analisis diperoleh bahan awal vanilin dan asetilaseton.
Variasi dapat dilakukan dengan memodifikasi bahan awal sehingga diperoleh senyawa analog kurkumin. Pada tahun 1961 Kodak telah berhasil mensintesis senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin)siklopentanon dari reaksi antara vanilin dan siklopentanon dengan katalisator asam. Senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin)siklopentanon merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel Mieloma, sel Raji dan sel HeLa, dimana potensi senyawa ini lebih baik dibandingkan kurkumin, Struktur senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3- metoksibenzilidin)siklopentanon digambarkan sebagai berikut:
Siklopentanon merupakan keton yang mempunyai atom hidrogen . Suatu proton yang berposisi terhadap gugus karbonil akan bersifat asam, ababila atom hidrogen sudah dilepaskan maka akan terbentuk produk anion, dimana karbon α dari gugus karbonil memiliki kelebihan elektron sehingga bersifat sebagai nukleofil (Fessenden dan Fessenden, 1992). Dalam hal ini siklopentanon bertindak sebagai nukleofil. Sedangkan senyawa vanilin (4- hidroksi-3-metoksibenzaldehida) yang tidak memiliki atom hidrogen α bertindak sebagai elektrofil. Dikarenakan gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan π tertarik ke atom oksigen gugus karbonil yang lebih elektropositif, dan membuat atom karbon gugus karbonil vanilin bersifat elektrofilik. Senyawa sikloheksanon juga dapat menggantikan peran senyawa siklopentanon. Apabila direaksikan vanilin dengan sikloheksanon dengan katalisator asam atau basa maka akan diperoleh senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin) sikloheksanon menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Modifikasi juga dapat dilakukan pada senyawa karbonil yang tidak memiliki atom hidrogen , yaitu dengan mengganti vanilin dengan senyawa lain, misalnya benzaldehida. Apabila direaksikan senyawa benzaldehida, siklopentanon dengan katalis basa, misalnya KOH, maka akan diperoleh senyawa 2,5-dibenzilidinsiklopentanon menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Variasi gugus-fungsional yang terikat pada cincin benzena senyawa benzaldehida akan menghasilkan senyawa analog kurkumin yang berbeda. Senyawa lain turunan benzaldehida yang memungkinkan dapat menggantikan senyawa benzaldehida, misalnya senyawa p-hidroksibenzaldehida, veratraldehida (3,4-dimetoksibenzaldehida). Dari berbagai modifikasi bahan awal yang digunakan akan menghasilkan senyawa analog kurkumin yang berbeda, dan tentunya ini akan berpengaruh pada aktivitasnya. Dari sintesisnya sendiri juga akan memunculkan hal-hal yang perlu dipikirkan, misalnya bagaimana reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut, bagaimana pengaruhnya pada rendemen hasil. Juga misalnya dari pelarut yang digunakan, jenis katalis asam atau basa yang digunakan, konsentrasi katalis asam dan basa yang digunakan, juga akan berpengaruh pada reaktivitas reaksi.
sintesis kurkumin

Senyawa kurkumin merupakan senyawa karbonil ҟtidak jenuh, dapat dihasilkan dari reaksi dehidrasi senyawa ҟhidroksikarbonil Sehingga pada langkah analisis melalui interkonversi gugus fungsional (IGF), dan dikuti diskoneksi 1,3-diO.
Dari tahap analisis diperoleh bahan awal vanilin dan asetilaseton.
Variasi dapat dilakukan dengan memodifikasi bahan awal sehingga diperoleh senyawa analog kurkumin. Pada tahun 1961 Kodak telah berhasil mensintesis senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin)siklopentanon dari reaksi antara vanilin dan siklopentanon dengan katalisator asam. Senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin)siklopentanon merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel Mieloma, sel Raji dan sel HeLa, dimana potensi senyawa ini lebih baik dibandingkan kurkumin, Struktur senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3- metoksibenzilidin)siklopentanon digambarkan sebagai berikut:
Siklopentanon merupakan keton yang mempunyai atom hidrogen . Suatu proton yang berposisi terhadap gugus karbonil akan bersifat asam, ababila atom hidrogen sudah dilepaskan maka akan terbentuk produk anion, dimana karbon α dari gugus karbonil memiliki kelebihan elektron sehingga bersifat sebagai nukleofil (Fessenden dan Fessenden, 1992). Dalam hal ini siklopentanon bertindak sebagai nukleofil. Sedangkan senyawa vanilin (4- hidroksi-3-metoksibenzaldehida) yang tidak memiliki atom hidrogen α bertindak sebagai elektrofil. Dikarenakan gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan π tertarik ke atom oksigen gugus karbonil yang lebih elektropositif, dan membuat atom karbon gugus karbonil vanilin bersifat elektrofilik. Senyawa sikloheksanon juga dapat menggantikan peran senyawa siklopentanon. Apabila direaksikan vanilin dengan sikloheksanon dengan katalisator asam atau basa maka akan diperoleh senyawa 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksibenzilidin) sikloheksanon menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Modifikasi juga dapat dilakukan pada senyawa karbonil yang tidak memiliki atom hidrogen , yaitu dengan mengganti vanilin dengan senyawa lain, misalnya benzaldehida. Apabila direaksikan senyawa benzaldehida, siklopentanon dengan katalis basa, misalnya KOH, maka akan diperoleh senyawa 2,5-dibenzilidinsiklopentanon menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Variasi gugus-fungsional yang terikat pada cincin benzena senyawa benzaldehida akan menghasilkan senyawa analog kurkumin yang berbeda. Senyawa lain turunan benzaldehida yang memungkinkan dapat menggantikan senyawa benzaldehida, misalnya senyawa p-hidroksibenzaldehida, veratraldehida (3,4-dimetoksibenzaldehida). Dari berbagai modifikasi bahan awal yang digunakan akan menghasilkan senyawa analog kurkumin yang berbeda, dan tentunya ini akan berpengaruh pada aktivitasnya. Dari sintesisnya sendiri juga akan memunculkan hal-hal yang perlu dipikirkan, misalnya bagaimana reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut, bagaimana pengaruhnya pada rendemen hasil. Juga misalnya dari pelarut yang digunakan, jenis katalis asam atau basa yang digunakan, konsentrasi katalis asam dan basa yang digunakan, juga akan berpengaruh pada reaktivitas reaksi.





Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbagaimana kondisi yang sesuai untuk penggunaan reagen dalam sintesis total halogenasi?
BalasHapusMenurut saya reagen harus memiliki sifat yang spesifik, selain itu kondisi reaksi harus disesuaikan apakah reaksi harus berlangsung dalam kondisi asam atau basa jika menggunakan reagen tersebut agar reagen dapat menjadi nukleofil ataupun elekteofil dalam reaksi tersebut
BalasHapusKenapa pada suatu sintesis kdang kala perlu dilakukan IGF ?
BalasHapusHal tersebut dilakukan untuk mempermudah analisa retrosintesis yang akan dilakukan untuk mendapatkan material start yang tepat
BalasHapusBagaimana pemilihan reagen yang tepat?
BalasHapusReagen yang dipilih harus bersifat spesifik terhadap gugus yang akan direaksikan, dan juga mudah untuk di hilangkan khusunya untuk suatu reagen pelindung. Sehingga terbentuk struktur yang diinginkan tanpa mengganggu gugus fungsi yang lain
Hapusapakah ini termasuk sintesis total atau sintesis biasa mohon penjelasannya
BalasHapusPada senyawa ini masih termasuk sintesis biasa karena tidak secara detail tiap tahapan pembentukan dijelaskan
HapusApa yang membedakan senyawa terhalogenasi dengan senyawa kimia pada umumnya ?
BalasHapusYaitu adanya substituen unsur halogen pada kerangka awal senyawa tersebut
Hapus